Senin, 30 Januari 2012

3 HARI TC PERSIAPAN KEJURDA LEMKARI JATIM


Bojonegoro, 30 Januari 2012 Selepas melaksanakan ujian turun kyu para atlet lemkari bojonegoro tidak bisa santai ria, hal ini karena hari ini juga Pengcab Lemkari Bojonegoro mengadakan TC (Pemusatan Latihan) di Koramil Sumberrejo guna persiapan menghadapi Kejurda Lemkari Jatim kamis depan. TC dimulai pukul 14.00 WIB - 17.00 WB selama 3 hari yakni hari ini hingga rabu depan. Merupakan suatu tantangan yang harus di hadapi para atlet lemkari bojonegoro pasalnya setelah kemarin tenaga terforsir untuk ujian hari ini harus kembali memforsir tenaga 3 hari bahkan di agendakan hari kamis para atlet dan official harus sudah bertolak ke Mojokerto untuk melaksanakan registrasi dan timbang badan.
Ketua Pengcab Lemkari Bojonegoro Lettu CPM Sariful Anam S.H menghimbau agar para atlet untuk tetap menjaga kondisi tubuh, dan selalu minm vitamin guna menjaga kesehatan. sementara Ketua MSH Slamet Amiarno selalu berpesan kepada atlet "Jangan pernah takut lawan yang akan kita hadapi, tetap konsentrasi dan selalu siap " Bapak yang menyandang DAN IV Karate ini juga menyatakan siap untuk mendampingi para atlet di arena pertandingan.
"Dalam TC sore tadi hingga rabu besok materi yang di siapkan adalah teknik-teknik kumite dengan bentuk yang sesuai standart agar setiap serangan mendapatkan poin penuh dan tidak sia-sia" tambah bapak yang tergolong senior ini.

(Hendra_Pengcab Lem Bjn)

Minggu, 29 Januari 2012

LEMKARI BOJONEGORO GELAR UJIAN TURUN KYU 2012


Bojonegoro, 29 Januari 2012 Ratusan putra putri berseragam putih-putih dengan berbagai variasi warna sabuk tampak memenuhi aula MAN 1 Bojonegoro, mereka tak lain adalah para anggota Lemkari Bojonegoro yang mengikuti ujian turun kyu (kenaikan tingkat) tadi pagi minggu (29/01)
Acara yang di mulai pukul 07.30 WIB di mulai dengan peregagan dan pemanasan otot-otot tubuh, dilanjut dengan ujian kenaikan tingkat yang di pimpin langsung oleh team penguji dari Pengda Lemkari Jawa Timur diantaranya Hanshi Williem Mantiri, Hanshi Andreas, dan Sensei Mukti.
Ujian yang di selenggarakan Oleh Pengcab Lemkari Bojonegoro januari ini di ikuti oleh sedikitnya 148 Karateka, diantaranya 92 Karateka Sabuk putih, 28 Sabuk Kuning, 20 Sabuk Hijau, 6 Sabuk Biru , dan 2 Karateka Sabuk Coklat.
Selain menguji para karateka Bojonegoro, Team penguji juga memberikan koreksi-koreksi dan teknik-teknik beberapa gerakan dasar, kata , dan kumite, " Hal ini sangat penting karena bentuk dari pukulan adalah point dalam sebuah pertandingan " ungkap Hanshi William Mantiri.
selain itu beliau juga selalu menghimbau para karateka lemkari bojonegoro untuk jangan pernah berhenti berlatih, dan mendalami teknik-teknik karate.
Sementara Ketua Cabang Lemkari Bojonegoro LETTU CPM Sariful Anam S.H juga berpesan pada para pelatih " untuk menjadikan ujian ini sebagai salah satu ajang pemanasan atlet-atlet yang di tugaskan untuk terjun di Kejurda Lemkari Jawa Timur hari kamis besok."
Selain dari kalangan Lemkari acara ujian kenaikan tingkat kemarin juga tampak di hadiri 2 anggota DPRD Bojonegoro Bpk Pausan dan Bpk Happy Beliau yang duduk di kursi dewan ini berharap nantinya para atlet Lemkari dapat membawa nama harum Kabupaten Bojonegoro di even-even pertandingan.
(Hendra_Pengcab Lemkari Bjn)







Minggu, 25 September 2011

LEMKARI BOJONEGORO PINDAH SEKRETARIAT


Bojonegoro,(25/09) Setelah Alamat Website pindah kini Sehubungan dengan hasil MUSCAB Lemkari Bojonegoro 2011 Alamat Sekretariat Lemkari Bojonegoro pun juga ikut Pindah,
Kantor Sekretariat lama di (Jalan Pemuda No.31 Bojonegoro) Kini Pindah di Kantor SubDenpom V/2-1 Bojonegoro ( Jalan Rajekwesi No. 16 Bojonegoro Telp.(0353) 881212 )
Oleh karena itu di beritahukan kepada semua pihak dalam surat menyurat alamat Lemkari Bojonegoro Kini di ( Jalan Rajekwesi No.16 Bojonegoro ) Telp.(0353) 881212.

LEMKARI BOJONEGORO GELAR MUSCAB 2011

Bojonegoro,(25/09) LEMKARI Bojonegoro berhasil dan sukses menggelar MUSCAB 2011. MUSCAB yang di agendakan awal september lalu akhirnya terlaksana, Muscab ini sekaligus menutup kepengurusan LEMKARI Cabang Bojonegoro periode 2008-2011 dan dinyatakan telah demisioner. Muscab dihadiri 15 Pengurus Cabang Lemkari dan juga dihadiri oleh Pengda Jatim yang diwakili oleh, Choiril Anam S.H (Ketua MSH Lemkari Pengda Jatim), Andreas (Ketua Harian Lemkari Pengda Jatim) ,dan, Bambang (Sekretaris Lemkari Pengda Jatim) yang turut menyaksikan jalannya Muscab. Namun sebelum itu sesuai dengan prosedur Pengda Jatim telah menunjuk Lettu CPM Syariful Anam S.H Sebagai Ketua Pelaksana Muscab.
Acara di mulai dengan pembacaan Laporan Pertanggung jawaban kepengurusan lama yang diwakili oleh Slamet Amiarno Selaku Ketua MSH Lemkari 2008-2011.
Dilanjutkan dengan Penjaringan Ketua Umum Lemkari Bojonegoro dan Ketua Majelis Sabuk Hitam,dari 9 pemilik suara,

Dalam penjaringan Muncul 3 Nama kandidat Ketua Umum Lemkari diantaranya 1. Lettu CPM Syariful Anam S.H, 2. Slamet Amiarno, 3. Kafrawi
Namun Lettu CPM Syariful Anam S.H mutlak dengan meraih suara 9 dari 9 pemilik sah suara. dengan itu Ketua Umum Lemkari Bojonegoro telah terbentuk.
Dilanjutkan dengan pemilihan Ketua MSH secara aklamasi.
dan terpilihlah kembali Slamet Amiarno Sebagai Ketua MSH Lemkari Bojonegoro.
Dan demikian terbentuklah Struktur Organisasi LEMKARI Cabang Bojonegoro yang saat ini SK Kepengurusan masih di proses oleh Pengda Jatim.
Dalam Sambutanya Ketua Harian Lemkari Pengda Jatim (Andreas) menegaskan bahwa "Kepengurusan yang baru harus lebih baik dari kepengurusan yang lama, selain itu komunikasi dalam kepengurusan juga sangat di perlukan, hal ini guna menjaga persatuan antar pengurus.
Sementara Ketua terpilih Lettu CPM Syariful Anam Menyatakan " Lemkari Bojonegoro harus bisa bangkit seperti dului dan kita juga harus mengembalikan taring harimau yang dulu di takuti semua perguruan karate, Namun semua itu tidak mudah dan harus di dukung oleh semua pihak "

Setelah itu hasil Muscab di bawa Pengda untuk di keluarkan SK kepengurusan yang baru. Dan Terbentuklah Strukutur Organisasi LEMKARI Cabang Bojonegoro Masa Bhakti 2011-2015

Osh...,

HALAL BIHALAL FORKI BOJONEGORO

LEMKARI BOJONEGORO HADIRI HALAL BIHALAL FORKI BOJONEGORO

Bojonegoro, (25/09) Federasi Olahraga Karate Indonesia Cabang Bojonegoro mengadakan halal bihalal antar perguruan karate di bojonegoro di Pendopo Pemkab Bojonegoro.
acara di hadiri oleh 3 perguruan karate di bojonegoro yang mana di bawah naungan Forki diantaranya LEMKARI, INKAI, dan INKANAS. Selain itu juga di hadiri oleh Bupati Bojonegoro Drs.Suyoto.M.Si dan beberapa pejabat Pemkab bojonegoro
Acara didikuti 350 karateka di mulai pukul 07.00 dengan diawali pemanasan dan peregangan otot.
Untuk LEMKARI Bojonegoro sendiri memberangkatkan 100 Karateka dan 10 Senpai. Kontingen LEMKARI menuju Pendopo dengan diawali Berjalan dari Markas SUBDENPOM V 2-1 Bojonegoro yang merupakan Kantor Sekretariat LEMKARI Bojonegoro hingga Pendopo Kabupaten Bojonegoro.

Jumat, 23 September 2011

LEMKARI BOJONEGORO PINDAH ALAMAT WEBSITE

Terhitung sejak tanggal 23 September 2011 LEMKARI BOJONEGORO PINDAH ALAMAT WEBSITE DI
www.lemkari-bojonegoro.tk

Selasa, 20 September 2011

SIAPKAN MUSCAB 2011


Bojonegoro,(20/9) Lembaga Karate-Do Indonesia (LEMKARI) Cabang Bojonegoro kini di sibukan dengan persiapan Musyawarah Cabang (Muscab) guna me re-organisasi kepengurusan Lemkari yang telah selesai periodenya sejak Agustus lalu. Namun sebelum itu MSH Lemkari masih menunggu penyelesain Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan periode 2008-2011.
Ketua Majelis Sabuk Hitam (MSH) Lemkari Bojonegoro Slamet Amiarno menjelaskan "Selain kita mengagendakan Muscab , kita juga harus tetap fokus pada pembinaan terhadap atlet-atlet Lemkari serta mencari bibit-bibit atlet. hal ini agar kita dapat kembali mengibarkan bendera lemkari di setiap even-even kejuaraan " imbuhnya.
Sementara ditanya tentang kapan pelaksanaan Muscab Bapak yang menyandang DAN III Karate ini enggan mengatakan " Kita belum tahu kapan dilaksanakannya, yang jelas Muscab tetap dilaksanakan hanya kapan waktunya belum dapat disebutkan "
Dikonfirmasi terpisah Senpai Basuki berpendapat "Siapapun dan apapun bentuk kepengurusan yang akan datang Kita berharap semoga Lemkari Bojonegoro benar-benar kembali bangkit dan menunjukan ketajamannya dalam berbagai event."

(Hendra_Lemkari Bjn)

Selasa, 30 Agustus 2011


SEGENAP KELUARGA BESAR LEMKARI BOJONEGORO MENGUCAPKAN :

Senin, 21 Februari 2011

BURSA PENJUALAN



























1. JOGLO DI JUAL

KAYU JATI MURNI, DIAMETER TIANG 45 CM
TINGGI TIANG 4,5 Meter

HARGA (NEGO)


SEGERA HUB. 081931542717 / 082139476090


Sabtu, 24 Juli 2010

PENGUMUMAN




PENGUMUMAN
PEMBUKAAN RANTING BARU UNTUK WILAYAH DALAM KOTA BOJONEGORO


Olahraga adalah bagian dari kebutuhan hidup yang mampu menciptakan pribadi yang sehat jasmani dan rohani. Karate sebagai salah satu cabang lahraga yang berkembang di indonesiadan telah ikut mengharumkan nama Indonesia di dunia Internasional dengan prestasi atletnya.

Lembaga Karate-DO Indonesia ( LEMKARI ) Cabang Bojonegoro telah terbukti mampu membawa nama Kabupaten Bojonegoro di Kejuaraan Nasional dengan medali Emasnya. Maka untuk meningkatkan prestasi itu Lembaga Karate-DO Indonesia Cabang Bojonegoro membuka Pendaftaran anggota baru untuk Ranting SUBDENPOM V2-1 Bojonegoro. (Dalam Kota Bojonegoro)

Pendaftaran dapat di lakukan di tempat latihan {Lapangan SUBDENPOM V2-1 Bojonegoro(Jl.Rajekwesi No.16 Bojonegoro)} pada hari minggu pukul 07.00 WIB - Selesai. Atau Setiap Hari di Sekretariat Lembaga Karate-DO Indonesia (LEMKARI) Cabang Bojonegoro. Jl Pemuda 31 Telp. (0353) 885483 HP. 081553559494 Bojonegoro.



PENGUMUMAN LATIHAN BERSAMA
LEMKARI BOJONEGORO



Sehubungan dengan peresmian dan pembukaan Ranting SUBDENPOM V2-1 BOJONEGORO. LEMKARI BOJONEGORO Akan menggelar Latihan Bersama di Lapangan SUBDENPOM V2-1 Bojonegoro Pada Hari Minggu, 01 Agustus 2010.
Di Harapkan seluruh anggota dan pengurus Lemkari Bojonegoro untuk mengikuti jalanya acara tersebut.
Dan bagi anggota yang ingin mendaftar bisa langsung datang ke SUBDENPOM V2-1 Bojonegoro.( Jl. Rajekwesi No.16 Bojonegoro) Tanpa Dipungut Biaya (GRATIS)







Sabtu, 20 Maret 2010

TRADISI KARATE




Tradisi Karate

zarei
Salam Karate !!

Etika bagi sesama karateka adalah mengucapkan lafal “OSH” yang merupakan singkatan dari “OSHINABU” yang mengandung arti pantang menyerah. Apabila seorang karateka bertemu dengan kohai (=adik seperguruan) atau senpai (=kakak seperguruan) maupun sensei (=guru [DAN III keatas]) maka ia sebaiknya mengucapkan salam tersebut yang diawali dengan sikap badan siap lalu membungkukkan badan, sehingga dengan cara tersebutlah (karate-do) karateka menunjukkan rasa respeknya.
Osh juga berarti “saya mengerti” dan “terima kasih”.

Upacara

Dilakukan pada saat sebelum dan sesudah latihan karate, ujian kenaikan tingkat (Kyu maupun DAN), demonstrasi pertandingan, rapat lengkap organisasi dan kongres.

Upacara tradisi karate terdiri dari :

1. Menyiapkan karateka secara tata upacara karate.
2. Pembacaan Sumpah Karate.
3. Menenangkan pikiran (makusho).
4. Penghormatan terhadap bendera negara, serta lambang perguruan serta induk organisasi.
5. Penghormatan lengkap terhadap pelatih, sesama karateka, dan tempat latihan (dojo).

Tata cara upacara karate disusun sebagai berikut :

* Barisan disusun secara senioritas berurut dari kanan ke kiri.
* Pimpinan upacara adalah Majelis Sabuk Hitam yang mengambil tempat didepan barisan (saf) kohai.
* Pengucapan sumpah karate oleh tingkatan kyu paling senior.
* Upacara diusahakan tersedia bendera negara dan bendera perguruan serta induk organisasi olah raga.
* Upacara yang dihadiri lebih dari satu orang majelis sabuk hitam maka barisan disusun secara senioritas mulai dari paling kanan barisan.




PERATURAN PERTANDINGAN KARATE




PERATURAN PERTANDINGAN KATA


karate1
* Pertandingan KATA terdiri dari pertandingan perorangan dan tim (beregu). Pertandingan tim terdiri dari pertandingan antar tim yang terdiri dari tiga orang. Setiap tim terdiri dari putra dan putri. Pertandingan perorangan KATA terdiri dari pertandingan perorangan secara terpisah dalam bagian putra dan putri.
* Dalam pertandingan KATA sistim eliminasi dengan referchange akan diterapkan.
* Para kontestan diharapkan untuk menampilkan pertandingan KATA WAJIB (SHITEI) dan pertandingan KATA BEBAS (TOKUI) selama pertandingan. KATA yang digunakan akan sesuai dengan aliran Karate-do yang diakui oleh WKF berdasarkan oleh sistim Goju, Shito, dan Wado.
* Ketika menampilkan SHITEI KATA, tidak diperbolehkan melakukan variasi.
* Ketika menampilkan TOKUI KATA, kontestan dapat memilih kata yang akan dimainkan, variasi ringan diperbolehkan sepanjang diperbolehkan aliran yang bersangkutan.
* Tabel skor akan menampilkan pilihan KATA dari setiap periode dan setiap ronde.
* Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh diulang.
* Dalam referchange boleh menampilkan SHITEI atau TOKUI.
* Pada final, pertandingan KATA beregu, dua tim finalis akan menampilkan KATA, pilihan mereka dari KATA TOKUI dalam cara yang normal. Kemudian mereka akan menampilkan satu demonstrasi dari arti kata (BUNKAI), waktu yang diizinkan untuk demonstrasi BUNKAI adalah 5 (lima) menit. Pencatat waktu akan mulai penghitungan pada saat peragaan dimulai dengan peragaan awal BUNKAI KATA dan berhenti sesudah BUNKAI ditampilkan, tim yang melebihi 5 (lima) menit akan didiskualifikasi, penggunaan peralatan tradisional dan perlengkapan lainnya tidak diizinkan.

KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN
1. Pertandingan KATA harus ditampilkan dengan kemampuan dan harus mendemonstrasikan satu pemahaman yang jelas terhadap prinsip tradisional yang terkandung didalamnya. Dalam menilai penampilan kontestan (perorangan) atau tim juri akan melihat pada :

* Satu demonstrasi yang sebenarnya dari arti KATA.
* Pemahaman dari teknik yang digunakan (BUNKAI).
* Ketetapan waktu, ritme, kecepatan, keseimbangan, dan fokus kekuatan (KIME).
* Pernafasan yang baik dan benar sebagai penolong dalam hal KIME.
* Fokus perhatian yang benar (CHAKUGAN) dan konsentrasi.
* Kuda-kuda yang benar (DACHI) dengan penekanan pada kaki yang benar dan telapak kaki datar pada lantai.
* Penekanan yang baik pada perut (HARA) dan tidak ada gerak ke atas atau ke bawah dari pinggul ketika bergerak.
* Bentuk yang benar (KIHON) dari gaya yang ditampilkan.
* Penampilan juga harus dievaluasi dengan maksud untuk melihat hal-hal lainnya. Sebagaimana tingkat kesulitan dari KATA yang ditampilkan.





* Dalam KATA beregu sinkronisasi tanpa aba-aba eksternal adalah merupakan nilai lebih.

PENJELASAN :
KATA adalah bukan pertunjukan tarian atau gerakan sandiwara, KATA harus terkait dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip tradisional. KATA harus realistis dalam artian perkelahian dan menampilkan konsentrasi, tenaga dan potensi dari dampak teknik yang dilakukan. KATA harus menunjukkan kelembutan, tenaga, dan kecepatan seperti halnya kelembutan, ritme, dan keseimbangan.
Dalam KATA beregu semua anggota tim harus memulai KATA dengan menghadap arah yang sama dan menghadap pada Chief Jugde.
KATA beregu harus mendemonstrasikan kemampuan di semua aspek dari penampilan KATA dengan serempak.

2. Kontestan yang menampilkan variasi pada SHITEI KATA akan didiskualifikasi.
PENJELASAN :
Perintah untuk memulai dan menghentikan penampilan dengan cara menghentakkan kaki, pemukulan dada, tangan, atau karategi dan mengeluarkan nafas yang tidak sewajarnya, semuanya merupakan contoh dari aba-aba tambahan dan harus dipertimbangkan oleh Panel Wasit saat mengambil keputusan.

3. Kontestan yang berhenti pada saat KATA berlangsung (SHITEI atau TOKUI) atau menampilkan KATA yang berbeda dengan yang diumumkan atau yang dicatat pada tabel skor akan didiskualifikasi.
PENJELASAN :
Merupakan tanggung jawab dari pelatih dan kontestan untuk memastikan bahwa kata yang didaftarkan pada tabel skor adalah sesuai untuk setiap ronde.

4. Kontestan yang menampilkan KATA yang tidak diizinkan atau mengulangi KATA akan didiskualifikasi.

Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu dan Shito-ryu.





PERATURAN PARTANDINGAN KUMITE


World Karate Federation (WKF) mulai tahun 2009, memberlakukan peraturan baru tentang ketentuan usia dan nomor pertandingan Karate, baik yang dilakukan sendiri oleh WKF maupun AKF, dan pertandingan karate pada Multy Even Internasional. Sehubungan dengan hal tersebut, Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI), melalui Surat Edaran Nomor 13/PB.FORKI – SEKJEN/SE/I/09 tertanggal, 15 Januari 2009. tentang Peraturan Baru Pertandingan Karate WKF. Yang ditujukan kepada Pimpinan Perguruan Karate, dan Pimpinan Pengurus Provinsi Forki.

Adapun peraturan tersebut sebagai berikut:
USIA :
1.Usia kadet 14 & 15 tahun
2.Usia junior 16 & 17 tahun
3.Di bawah 21 tahun usia 18,19 & 20 tahun
4.Senior usia Kata + 16 tahun.

Pertandingan KADET:
1.kadet Kata perorangan putra & putri
2. Kumite putra : – 52 kg, – 57 kg, – 63 kg, – 70 kg, dan + 70 kg.
3 Kumite kadet putri: – 47 kg, – 54 kg, dan + 54 kg.

Pertandingan JUNIOR:
1.Junior kata perorangan & Kata beregu putra & putri
2.Kumite putra – 55 kg, – 61 kg, – 68 kg, -76 kg, + 76 kg
3. Kumite junior putri: – 48 kg, – 53 kg, – 59 kg, dan + 59 kg.

Pertandingan dibawah usia 21 tahun::
1. Kumite putra – 68 kg, -78 kg, +78 kg
2.Kumite putri – 53 kg, – 60 kg, dan + 60 kg.

Untuk pertandingan senior:
1. Kata perorangan & beregu putra & putri
2. Kumite putra – 60 kg, – 67 kg, – 75 kg, – 84 kg, dan + 84 kg.
3. Kumite putri terdiri dari – 50 kg, – 55 kg, – 61 kg, – 68 kg, dan + 68 kg.

Pada kategori Kadet pertandingan kumite wajib menggunakan Face Masker dan Body Protector. Waktu pertandingan kumite untuk Kadet, Junior & Under 21 tahun durasinya dua menit (putra/putri). Waktu pertandingan kumite senior meliputi: babak penyisihan durasinya tiga menit untuk putra dan dua menit untuk putri, pada babak final memperebutkan juara I dan final reperhage memperebutkan juara tiga durasinya empat menit untuk putra dan tiga menit untuk putri.

PENJELASAN



movie
1. Pertandingan kumite dapat dibagi menjadi pertandingan tim/beregu dan pertandingan individu/perorangan, pertandingan perorangan selanjutnya dapat dibagi kedalam divisi-divisi berat badan dan kategori terbuka. Divisi berat badan dapat dibagi kedalam putaran-putaran. istilah putaran juga menggambarkan pertandingan kumite perorangan antara pasangan lawan dari anggota tim.
PENJELASAN :
Satu putaran adalah satu penampilan dalam satu pertandingan yang mengarah pada identifikasi akhir dari para finalis. dalam satu eliminasi pertandingan kumite, satu putaran mengeliminasi lima puluh persen dari kontestan dalam putaran ini, termasuk kekosongan kontestan (bye), dalam konteks ini putaran dapat diterapkan secara bersamaan pada satu panggung/arena apakah pada tahap eliminasi atau referchange dalam 1 matriks atau pertandingan robin berputar, satu putaran memungkinkan satu kontestan untuk berada dalam satu poli untuk bertarung dalam sekali waktu.

2. Tidak ada kontestan yang dapat diganti dalam pertandingan perorangan.

3. Kontestan perorangan atau beregu yang tidak hadir ketika dipanggil akan didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori ini.
PENJELASAN :
Pemaggilan nama kontestan menyebabkan masalah pengucapan dan identifikasi.
penomoran turnamen harus dialokasikan dan digunakan.

4. Dalam pertandingan beregu, setiap anggota tim harus telah terdaftar, tim putra terdiri dari 7 orang degan 5 orang yang bertanding selama satu putaran. tim putri terdiri dari 4 orang dengan 3 orang yang bertanding dalam setiap putaran.

5. Semua kontestan adalah semua anggota dari tim yang telah didaftarkan, tidak ada anggota cadangan yang tidak terdaftar (tidak ada pendaftaran baru).
PENJELASAN :





Ketika berbaris sebelum pertandingan, satu tim harus menampilkan pemain yang sesungguhnya. Pemain dan pelatih yang tidak bertanding tidak akan dimasukkan dan akan ditempatkan pada area yang terletak di sisi luar arena.

Tim putra supaya boleh bertarung, harus menghadirkan paling sedikit 3 peserta, dan tim putri paling sedikit 2 peserta, kalau jumlah kurang dari itu dinyatakan KIKEN.

6. Sebelum pertandingan satu wakil dari tim akan harus sudah menyerahkan ke meja petugas, formulir resmi yang menggambarkan nama-nama dan urutan pemain dari anggota tim peserta diambil dari tim yang jumlah anggotanya 7 atau 4, dan urutan bertarung mereka bisa dirubah untuk setiap putaran, sehingga menghasilkan urutan bertarung baru yang sudah dilaporkan, tapi sekali dilaporkan tidak boleh dirubah lagi sampai putaran itu selesai.
PENJELASAN :
Formulir urutan pemain dapat diserahkan oleh pelatih atau pemain terpilih dari tim. Jika pelatih menyerahkan formulir, pelatih harus secara jelas teridentifikasi, kalau tidak ia akan ditolak. Daftar pemain harus sudah termasuk nama, negara atau club, warna sabuk yang dialokasikan kepada tim untuk pertandingan dari anggota tim. Baik nama-nama pemain dan nomor peserta turnamen dimasukkan dan formulir harus ditandatangani oleh pelatih atau wakil yang dipilih.

7. Satu tim akan didiskualifikasi jika ada anggota atau pelatihnya merubah komposisi tim atau urutan pemain tanpa pemberitahuan tertulis sebelum pertandingan.
PENJELASAN :
Jika terdapat kesalahan dalam pemanggilan nama dan kontestan yang salah terus bertanding maka pertandingan itu dinyatakan tidak sah, untuk menghindari kesalahan pemenang dari pertandingan harus mengkonfirmasikan kemenangan melalui petugas administrasi sebelum meninggalkan pertandingan.

DURASI PERTANDINGAN


1. Durasi dari pertandingan kumite adalah selama 3 (tiga) menit untuk kumite pria senior (baik perorangan atau beregu) dan 2 (dua) menit untuk wanita, yunior dan usia dini (cadet).
2. Pengatur waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda untuk memulai dan berhenti setiap ia berseru YAME.
3. Pencatat waktu akan memberi tanda dengan/melalui bel yang bersuara sangat jelas atau dengan pluit, menandakan waktu sisa 30 detik atau waktu telah habis, tanda waktu tersebut merupakan akhir dari suatu partai pertandingan.

1. Kumite (Perkelahian); putera dan puteri
Kumite untuk putra dan putri dibagi atas : kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah refenchange (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri (enchosen), sedangkan didalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.

2. Kata (Jurus); putera dan puteri
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan kata pilihan atau kata wajib dalam peraturan pertandingan. Peserta harus memperagakan kata wajib (Shitei), apabila lulus maka peserta untuk mengikuti babak selanjutnya dia dapat memperagakan kata pilhan (Tokui).
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: kata perorangan dan kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan kata, para peserta yang memasuki babak final diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari aliraan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:

Shotokan : Kanku-Dai dan Jion.
Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
Shito-ryu : Seienchin dan Bassai-Dai.
Karateka yang berasal dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar diatas.

Luas Lapangan

*
Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
* Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.

Pada Kumite Shiai (kumite pertandingan) yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karateka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karateka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.
lapangan

Peralatan Di Dalam Pertandingan Karate

1. Karategi (pakaian) karate) untuk kontestan / peserta
2. Hand Protector (pelindung tangan)
3. Shin Guard (Pelindung kaki)
4. Obi (ikat pinggang) untuk masing-masing kontestan / peserta yang berwarna merah (AKA) dan biru (AO)
5. Peralatan lain diperbolehkan tetapi tidak menjadi keharusan adalah :
a. Gum Shield (pelindung gigi); dibeberapa pertandingan menjadi keharusan.
b. Body Protector (pelindung badan) untuk kontestan / peserta putri.
c. Groin Protector (pelindung kelamin) untuk kontestan / peserta pria.
6. Pluit untuk arbitrator (alat tulis).
7. Seragam wasit / juri
a. Baju berwarna putih.
b. Celana berwarna abu-abu.
c. Dasi panjang berwarna merah.
d. Sepatu karet tanpa sol berwarna hitam.
8. Scoring Board (Papan nilai).
9. Administrasi pertandingan.
10. Lampu, berwarna merah, kuning, hijau sebagai tanda waktu pertandingan.
11. Stop Watch (pencatat waktu).





Rabu, 17 Maret 2010

FILOSOFI KARATE

FILOSOFI KARATE

Karate sangat dipengaruhi oleh
Filosofi yang harus di pahami
dan di mengerti oleh para
Sempai (pelatih/instruktur)
maupun Kohai (siswanya). Agar
mereka mencapai DO (jalan
yang sebenarnya). Untuk
mencapai DO maka para
Karateka harus senantiasa
memiliki REI (sikap saling
menghormati) MEIKYO
(berpikir positif), MUGA
(berkosentrasi penuh) USHIN
(melekat pada ajaran),
SHUBAKU (senantiasa berhati
lembut), TAI NO SEN
(senantiasa memiliki inisiatif),
dan KEIKO (rajin).


Apabila filosofi dipraktekan
maka akan lahir para Karateka
yang disiplin, jujur, percaya
diri, sehat dan kuat. Hal ini
amat relevan bagi profil
prajurit yang harus tanggap,
tanggon dan trengginas. Bagi
para Karateka yang telah
menjiwai latihan Karate secara
sungguh-sungguh melalui
latihan yang terus menerus dan
teratur akan menemukan MYO
(rahasia yang tersembunyi)
berupa lahirnya intuisi,
kekuatan fisik dan spiritual
yang terkadang tidak dapat
dicerna dengan akal sehat
seperti mampu memecah benda-
benda keras (SHIWARI),
SINKANG (melompat tinggi)
dan memiliki kekuatan super
sebagaimana yang dialami para
leluhur beladiri Karate.
Benarlah apa yang diucapkan
Gichin Funakoshi bahwa Tuhan
telah menciptakan alam dan
tubuh manusia dengan berbagai
tujuan. Tetapi barang siapa
yang menggunakan kepalan
tangan tanpa tujuan yang mulia
dan perhitungan yang matang
maka ia akan kehilangan harga
dirinya di hadapan Tuhan dan
manusia.

ALIRAN KARATE




ALIRAN KARATE

Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan -sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
[sunting] Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:






Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).









Klub Bisnis Internet Berorientasi ActionKlub Bisnis Internet Berorientasi ActionKlub Bisnis Internet Berorientasi ActionKlub Bisnis Internet Berorientasi ActionKlub Bisnis Internet Berorientasi ActionKlub Bisnis Internet Berorientasi Action



ARTI LAMBANG LEMKARI DAN FORKI




ARTI LAMBANG LEMKARI




Bentuk dan Gambar

  • Bentuk bulat melambangkan persatuan dan kesatuan yang universal dan memberi arti bahwa olahraga Karate yang dibina Lemkari dilandasi semangat revolusi 17 Agustus 1945 dan Pancasila.
  • Gambar harimau dalam posisi siap menerkam. Mencerminkan semangat karateka yang siap siaga dan sekali bergerak dapat mengalahkan lawan.


Warna

  • Putih pada dasar melambangkan kesucian Kuning pada gambar harimau melambangkan keagungan.
  • Hitam pada tulisan Lemkari melambangkan ketangguhan tekad.
  • Merah pada bulatan di luar gambar harimau melambangkan keberanian.


    ARTI LAMBANG FORKI



    SEGI LIMA DENGAN GARIS BAWAH MEMBENTUK SUDUT

  • Melambangkan olah raga Karate yang dibina oleh FORKI, berdiri atas dasar semangat revolusi 17 Agustus 1945, berazaskan Pancasila dan Sumpah Karate.
  • TUJUH BUAH LINGKARAN
    Melambangkan keolahragaan Karate dan Sapta Prasetia FORKI.
  • GAMBAR HURUF K
    Menggambarkan seorang Karateka yang sedang siap sedia.
  • WARNA KUNING
    Melambangkan keagungan.
  • WARNA HITAM
    Melambangkan keteguhan tekad
  • WARNA MERAH
    Melambangkan keberanian
  • WARNA PUTIH
    Melambangkan kesucian.



PERATURAN PERTANDINGAN KATA




PERATURAN PERTANDNGAN KATA

PASAL I : KOMPETISI

1. Arena Kompetisi harus datar dan bebas dari bahaya.
2. Arena kompetisi harus mempunyai ukutran yang minimum tidak akan mengganggu peragaan dari KATA.

Penjelasan :
Agar KATA dapat ditampilkan dengan baik maka dibutuhkan permukaan arena yang halus dan tidak dapat bergerak.

PASAL II : PAKAIAN RESMI

1. Para kontestan, wasit dan juri harus mengenakan seragam resmi yang ditentukan dalam PASAL II dari Peraturan KUMITE.
2. Setiap orang yang tidak mentaati ketentuan ini dapat dilarang untuk berpartisipasi.


Penjelasan :
- Jas (jaket) tidak boleh ditanggalkan selama pertandingan KATA.

- Para pemain yang berpakaian tidak benar akan diberikan waktu 1 (satu) menit untuk memperbaikinya.


PASAL III : ORGANISASI DARI KOMPETISI

1. Kompetisi KATA terdiri dari pertandingan Berergu dan Perorangan. Pertandingan Beregu terdiri dari pertandingan antara Regu-regu yang terdiri dari 3 (tiga) orang.
Setiap regu terdiri dari khusus Pria, atau khusus untuk wanita. Pertandingan KATA Perorangan terdiri dari pertandingan perorangan yang terpisah antara Divisi Pria dan Divisi Wanita.

2. Para kontestan diharuskan memperagakan masing-masing KATA WAJIB (SHITEI) dan KATA Pilihan Bebas (TOKUI) selama pertandingan sesuai dengan aliran Karate-Do yang diakui oleh WKF berdasarkan GOJURYU, SHITORYU, SHOTOKAN dan WADORYU.
Variasi tidak diperbolehkan (lihat daftar Shitei Kata dari WKF).

PASAL IV : PANEL WASIT

1. Panel yang terdiri dari tujuh atau lima (7 atau 5) Juri pada setiap pertandingan akan ditentukan oleh Dewan Wasit sebelum pertandingan.

2. Sebagai tambahan, untuk melengkapi fasilitas operasional dalam Kompetisi KATA maka pencatat nilai, penyiar, akan ditunjuk.

Penjelasan :





Juri-juri KATA mengambil tempat duduk disudut dari arena pertandingan agar mendapat pandangan yang lebih jelas. Apabila memungkinkan maka PANEL harus terdiri dari wakil berbagai Negara dan Aliran yang berbeda.

PASAL V : PENILAIAN

1. Kompetisi KATA diselenggarakan dalam tiga babak. Babak pertama memilih 16 (enam belas) Kontestan, babak kedua memilih 8 (delapan) Kontestan dan babak ketiga memilih penempatan finalis dan pemenang.

2. Setiap Juri KATA memperlihatkan penilaiannya dengan angka-angka Kartu yang menunjukkan angka-angka dipegang oleh tangan kanan.

3. Apabila pencatat nilai menjumlahkan nilai-nilai untuk setiap pemain pada suatu babak, nilai tertinggi dan terendah dihapuskan. Dalam hal seri pada setiap babak, nilai terendah dari nilai-nilai tadi akan ditambahkan lalu diperhitungkan ke dalam jumlah keseluruhan untuk babak tersebut.
Apabila masih terjadi seri, maka nilai tertinggi dari nilai-nilai tadi akan ditambahkan menjadi tetap seri, maka para peserta diharuskan memeperagakan KATA lain yang belum pernah diperagakan oleh pemain ada babak sebelumnya.

Penjelasan :
Nilai-nilai pada babak-babak sebelumnya tidak akan dijumlahkan. Masing-masing babak dinyatakan terpisah seperti dalam pertandingan KUMITE perorangan.
Untuk mengurangi seri secara umum, variasi nilai yang lebar harus dilakukan seperti halnya pada babak pertama, anatar 5 dan 7, pada babak kedua anatara 6 dan 8 dan babak ketiga antara 7 dan 9.

Apabila pada babak pertama perserta kurang dari 16 peserta, maka jumlah babak dapat dikurangi, misalnya pertandingan itu menjadi 2 (dua) babak.

Dewan wasit akan memutuskan sistem apa yang akan dipergunakan untuk setiap pertandingan, sesudah berkonsultasi dengan Panitia Pertandingan.

Keadaan seri diatasi dengan pertandingan KATA tambahan. Keadaan seri yang terjadi lagi setelah peragaan KATA tambahan (TIE BREAKER KATA) akan diatasi dengan keputusan mayoritas dari PANEL.

PASAL VI : KRITERIA KEPUTUSAN

1. Dalam menilai penampilan dari seorang Kontestan atau regu maka kriteria-kriteria berkiut ini harus diterapkan :
a. KATA harus diperagakan dengan kemampuan dan harus memperhatikan dengan jelas pengertian atas prinsip-prinsip yang dikandung.
b. Peragaan KATA harus dapat memperlihatkan ketepatan, fokus dan penglihatan (CHAKUGAN), penggunaan tenaga, keseimbangan dan pernafasan yang benar.
c. Penampilan juga harus dapat dievaluasi dengan maksud untuk dapat melihat hal-hal lain.

2. Seorang kontestan akan didiskualifikasi apabila ia salah memperagakan atau membuat variasi atau ia memperagakan KATA yang berbeda dengan yang didaftarkannya atau diumumkan. Apabila peragaannya terhenti atau KATA tersebut divariasi maka Kontestan akan didiskualifikasi.

3. Dalam Kompetisi Beregu para Kontestan harus memperagakan KATA mereka dengan seluruh ketiga anggota regu menghadap ke arah yang sama berhadapan dengan Chief Judge diarena peragaan.

Penjelasan :

Bila menentukan berapa angka yang harus dikurangi untuksuatu kesalahan, disarankan kriteria-kriteria sebagai berikut :

Bila menentukan berapa angka yang harus dikurangi untuk suatu kesalahan, disarnkan kriteria-kriteria sebagai berikut :

Untuk menentukan keragu-raguan serjenak dalam kelancaran peragaan dari suatu KATA, kemudian segera diperbaiki maka harus dikurangi 0,1 dari nilai akhir. walaupun sejenak tapi termasuk berhenti maka harus dikurangi 0,2 untuk benar-benar berhenti keputusannya adalah diskualifikasi.

Limbung sejenak tetapi dengan segera diperbaiki mengakibatkan pengurangan antara 0,1 s/d 0,3. Ketidakstabilan sehingga terhenti sejenak tetapi keseimbangan dapat diperbaiki mengakibatkan pengurangan antara 0,2 s/d 0,4. Apabila peserta benar-benar kehilangan keseimbangan/terjatuh keputusannya adalah diskualifikasi.

Kriteria lain yang termasuk :

1. Pernafasan yang benar, peragaan yang baik dari tenaga, kecepatan tempo dan KIME.

2. Konsisten dan kuda-kuda yang tepat.
a. Pembagian berat badan yang benar berdasarkan KIHON yang diperagakan.
b. Kelancaran dan saat peralihan (HARA menunjukkan "menekan rendah") diantara kuda-kuda.
c. Konstraksi yang benar dalam kuda-kuda.

3. Teknik-teknik yang mendemontrasikan :
a. Akurasi
b. Ketepatan dan konsistensi Kihon yang sesuai dengan aliran yang diperagakan.
c. Konstraksi yang benar, fokus, kime.
d. Menunjukkan pengertian yang benar dari Bunkai KATA.

4. Secara keseluruhan KATA mendemontrasikan :
a. Konsentrasi yang teguh/tidak tergoyahkan.
b. Kontras dalam hal konstraksi, pernafasan dan gerakan-gerakan.
c. Pengertian dari teknik-teknik yang diperagakan.
d. Kenyataan, bukan sekedar "sandiwara" pertunjukkan dari pengertian KATA.

KATA BEREGU :
- Termasuk seluruh unsur yang ada pada kriteria KATA perorangan.
- Irama dan tempo dari KATA tidak boleh dirubah untuk kepentingan penyeragaman.
- Dinamika dari KATA harus dipergakan dengan benar, sama seperti yang diperagakan oleh perorangan.
- Tidak diperkenankan memakai isyarat tambahan (contoh) : pernafasan yang berbunyi keras selama peragaaan sebagai tambahan untuk maksud penyeragaman.
- Suatu kesalahan penyeragaman dari KATA Beregu menuntut pengurangan yang sama seperti suatu kesalahan dalam KATA Perorangan.
Ini berarti gerakan-gerakan harus dimulai dengan serempak demikian pula berakhir dengan serempak.

PASAL VII : PENGOPERASIAN PERTANDINGAN

1. Kontestan menjawab pemanggilan namanya dan dengan segera memasuki arena pertandingan. Kontestan akan berdiri pada garis yang ditentukan dan memberi hormat pada PANEL. Kontestan akan mengumumkan dengan jelas nama KATA yang akan diperagakan dan memulainya. Setelah menyelesaikan KATA, Kontestan kembali ke garis yang ditentukan dan menunggu keputusan PANEL.

2. Chief Judge akan meminta suatu keputusan ("HANTEI") dan meniup peluitnya denagn nyaring. Para Juri dengan serempak mengangkat kartu nilai mereka yang secara jelas terlihat oleh pencatat nilai.

3. Penyiar akan mengumumkan nilai yang dihasilkan dan apabila telah tercatat, Chief Judge akan meniup peluitnya lagi dengan nyaring sebagai tanda kartu-kartu nilai diturunkan.

4. Pada babak pertama Kontestan meperagakan KATA yang ada dalam daftar. Pilihan harus diumumkan terlebih dahulu seperti yang tercatat dalam formulir pendaftaran untuk babak tersebut. Pada babak kedua pilihan berbeda, sama halnya harus terambil dari dalam daftar. Pada babak ketiga Kontestan boleh memperagakan KATA apa saja dari daftar KATA oleh empat aliran besar Karate yang diakui WKF, GOJURYU, SHITORYU, SHOTOKAN dan WADORYU. Nama dari KATA bebas harus didaftarkan pada formulir pendaftaran sebelum babak ketiga berlangsung.

Penjelasan :
- Garis Start KATA berada di dalam garis keliling arena pergaaan.

- Chief Judge harus memastikan bahwa semua Juri telah siap sebelum ia meminta nilai-nilai untuk ditunjukkan. Juri KATA harus memperhatikan bahwa nilai yang ditunjukkan terlihat jelas oleh pencatat nilai.

- Kilauan lampu pada kartu-kartu nilai dapat membuat pencatat sulit untuk membaca. Chief Judge harus memastikan bahwa penacatat nilai telah mencatat semua nilai-nilai sebelum kartu-kartu tersebut diturunkan. Kontestan diharuskan mempergakan KATA yang berbeda pada setiap babak.

- Suatu "TIE BREAKER KATA" tidak boleh diambil KATA yang sudah diperagakan pada babak itu atau pada babak sebelumnya namun dapat dipergakan pada babak berikutnya tetapi bukan sebagai "TIE BREAKER KATA" . Pada babak pertama dana babak"TIE BREAKER KATA" harus dipilih dari daftar KATA SHITEI. Pada babak final, pilihan untuk "TIE BREAKER KATA"
adalah bebas.




ISTILAH DALAM KARATE

ISTILAH KARATE

TINGKATAN DALAM KARATE

1KYU
:
Tingkatan di bawah Sabuk Hitam
2

DAN

:
Tingkatan Sabuk Hitam, dari tingkat pertama sampai DAN 10
3

MUDANSHA

:
Tanpa tingkatan, khusus bagi murid di bawah Sabuk Hitam
4YUDHANSHA
:
Sabuk Hitam dari pertama sampai DAN 10

KEDUDUKAN PERSONAL

1
DENSHI :
Semua murid-murid tanpa menghiraukann tingkatan
2
KOHAI
:
Murid yunior
3
SENPAI
:
Kakak perguruan senior
4
SENSEI
:
Guru (Sabuk Hitam) yang berkompeten mengajar
5
SHIHAN
:
Master (instruktur) tingkatan yang sangat tinggi, di atas DAN V

TINGKATAN SABUK HITAM

SHODAN : Sabuk Hitam DAN I
NIDAN : Sabuk Hitam DAN II
SANDAN : Sabuk Hitam DAN III
YONDAN : Sabuk Hitam DAN IV
GODAN : Sabuk Hitam DAN V
ROKUDAN : Sabuk Hitam DAN VI
SHICHIDAN : Sabuk Hitam DAN VII
HACHIDAN : Sabuk Hitam DAN VIII
KUDAN : Sabuk Hitam DAN IX
JUDAN : Sabuk Hitam DAN X

ISTILAH dan EKSPRESI

CHUDAN : Tingkat menengah
CHUI : Peringatan
DESHI : Murid
DOJO : Pedepokan
GEDAN : Tingkatan lebih rendah
HAJIME : Mulai
JODAN : Tingkatan lebih tinggi
KATA : Rangkaian gerakan karate
KARATE-GI : Seragam karate
KIAI : Metode yg khas dlm beladiri Jepang
KIHON : Latihan Dasar
KIHON KUMITE : Lawan yg sdh diatur sebelumnya
KIME : Konsentrasi penuh dlm penghimpun tenaga
KUMITE : Perkelahian
MA-AI : Jarak
MAWATE : Berbalik
MAKIWARA : Pemecahan
OSU : Sapaan karateka
SEITO : Murid
SHI-AI : Even
SHOBU : Pertarungan
SHOMEN : Ruang buat tamu khusus
YAME : Berhenti
YOI : Bersiap

ANGKA DALAM BAHASA JEPANG

ICHI : Satu
NI : Dua
SAN : Tiga
SHI : Empat
GO : Lima
ROKU : Enam
SHICI : Tujuh
HACHI : Delapan
KU : Sembilan
JU : Sepuluh

KUDA-KUDA

DACHI : Cara berdiri
FUDO DACHI : Sikap dasar berdiri
HEISUKO DACHI : Sikap berdiri bebas
JIYO DACHI : Berdiri dg sikap bebas
KOKUTSU DACHI : Berdiri membelakangi
MAE DACHI : Berdiri dg mengarah ke depan
NIKO ASHI DACHI : Cat Stance
SANCHIN DACHI : Hour glass stance
ZENKUTSU DACHI : Berdiri mengedepan

Selasa, 16 Maret 2010

SEJARAH KARATE

SEJARAH KARATE INTERNASIONAL


Sebuah teori mengatakan bahwa asal mula karate berasal dari ilmu bela diri Okinawa. TE atau OKINAWA-TE adalah seni bela diri asli setempat yang telah mengalami perkembangan berabad-abad lamanya, dan kemudian banyak dipengaruhi oleh teknik perkelahian yang dibawa oleh para ahli seni bela diri Cina yang mengungsi ke Okinawa. Sekitar Abad ke5, seorang pendeta Budha yang terkenal bernama Bodhidharma (Daruma Daishi) mengembara dari India ke Cina untuk menyebarkan dan membetulkan agama Budha yang menyimpang selama ini di Kerajaan Liang di bawah Kaisar Wu. Setelah perselisihannya dengan Kaisar Wu karena perbedaan pandangan dalam ajaran agama Budha, Bodhidharma mengasingkan diri di biara Shaolin Tsu di pegunungan Sung di bagian Selatan Loyang Ibukota Kerajaan Wei. Di situlah dia melanjutkan pengajarannya dalam agama Budha dan menjadi cikal-bakal Sekte Zen.

Para Rahib Budha Cina pada waktu itu begitu lemah badannya, sehingga mereka tidak dapat menjalankan pelajaran-pelajarannya dengan baik. Setelah dia tahu hal ini, dia memberikan Buku Kekuatan Fisik kepada murid-muridnya, suatu buku petunjuk mengenai latihan fisik. Buku ini mengajarkan teknik pukulan yang dinamakan 18 Arhat, yang kemudian menjadi terkenal sebagai Shaolin Chuan. Suatu pendapat lain mengatakan, bahwa cerita di atas tadi adalah dongeng semata-mata. Bagaimanapun juga Bodhidharma adalah anak laki-laki ke-3 (tiga) dari Raja India Selatan. Dan sebagai Pangeran, dia ahli ilmu perang yang menjadi salah satu pendidikannya, hal serupa dengan Sakyamuni. Lagi pula hanya orang dengan pikiran dan badan yang kuat yang dapat mengadakan perjalanan yang demikian jauh dan banyak rintangannya.

Seorang ahli ilmu bela diri lain yang sangat terkenal yang muncul pada jaman Dinasti Sung (920-1279 M) adalah Chang Sang Feng (Thio Sam Hong). Awalnya Chang belajar ilmu bela diri pada Shaolin Tsu , kemudian mengasingkan diri di gunung Wutang (Butong). Di tempat inilah dia mengamati macam-macam gerakan binatang, seperti kera, burung bangau, dan ular. Berdasarkan pengamatannya, dia menciptakan gaya perkelahian yang khas dengan pribadinya yang disebut aliran Wutang. Kalau Shaolin Chuan hanya dipraktekkan oleh para Pendeta Budha, maka aliran Wutang ini diperuntukkan orang awam yang tidak ada ikatan dengan aliran Kuil manapun. Chang mengaja rkan supaya menerima pukulan lawan dengan gaya lemah gemulai seperti air yang mengalir dan menyerang dengan satu kepastian untuk mengakhiri perlawanan dengan sekali pukul. Ciptaannya didasari dengan gagasan tentang harus adanya gerak melingkar yang luwes dan gerakan ujung yang tajam. Aliran ini selanjutnya punya dampak yang luas di dalam perkembangan seni bela diri di China. Gaya aliran Wutang ini segera tersebar merata di seluruh Wilayah China bagian utara yang pada masa kemudian akan berkembang menjadi Taichi-Chuan, Hsingi-Chuan, dan Pakua-Chuan.

Masih terdapat banyak tokoh seni bela diri yang menciptakan gaya dan aliran masing-masing. Diantaranya Chueh Yuan yang juga pernah belajar di Shaolin Tsu. Pada tahun 1151-1368 M dia berhasil menciptakan aliran baru dengan cara memperluas 18 pukulan Arhat menjadi 72 jurus. Dia berkeliling ke banyak Wilayah China dan kemudian bertemu dengan Po Yu Feng yang menciptakan pukulan Wu Chuan. Keduanya mengadakan kerjasama menciptakan satu aliran baru yang mencapai 170 macam gaya ilmu pukulan, diantaranya Lima Tinju, Tinju Naga, Tinju Harimau, Tinju Bangau, Tinju Macan Tutul, dan Tinju Ular. Di seluruh Wilayah CIna yang begitu luas, berbagai macam gaya dan aliran bela diri dikembangkan, yang akhirnya menyesuaikan diri deng an sifat-sifat lingkungan di mana gaya dan aliran itu berkembang dan dipraktekkan. Namun pada umumnya, berbagai aliran dan gaya yang ada dapat dibagi menjadi dua aliran yaitu aliran UTARA dan aliran SELATAN.

Aliran Selatan berasal dari daerah Cina Selatan di bagian hilir sungai Yang Tse. Karena beriklim sedang, sumber kegiatan ekonomi yang paling utama di wilayah ini adalah pertanian khususnya beras. Rakyat setempat cenderung bertubuh gempal dan kuat karena kegiatan kerja di sawah. Disamping itu di wilayah selatan terdapat banyak sekali sungai, sehingga alat lalu lintas yang utama adalah perahu. Dengan mendayung sehari-hari menyebabkan badan bagian atas lebih berkembang. Maka dengan demikian aliran selatan ini menekankan pada gaya melentur dan penggunaan tangan dan kepala.

Aliran Utara berkembang di wilayah Cina Utara di bagian hulu Sungai Yang Tse, dimana sifat daerahnya adalah pegunungan. Mengingat di wilayah ini banyak orang terlibat dengan perburuan binatang dan penebangan kayu sebagai sumber nafkah. Maka aliran utara ini lebih menekankan pada gerakan yang lincah dan penggunaan teknik tendangan.

Selama masa peralihan dari Dinasti Ming ke Dinasti Ching, sejumlah ahli bela diri China melarikan diri ke negara lain untuk membebaskan diri dari penindasan dan pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh orang-orang Manchu yang menguasai China. Sebagai akibatnya ilmu bela diri China dari Jaman Ming ini disebarkan ke berbagai negara lain termasuk ke Jepang, Korea, Asia Tenggara, dan juga Kepulauan Okinawa. Salah seorang diantaranya Chen Yuan Pao yang menuju ke Jepang, dimana dia selanjutnya mengajarkan gagasan dan teknik Judo. Sampai pada abad ke-15 Kepulauan Okinawa terbagi menjadi 3 (tiga) Kerajaan. Dan pada tahun 1470 Youshi Sho dari golongan Sashikianji berhasil mempersatukan semua pulau di Kepulauan Okinawa di bawah kekuasaannya. Penguasa ke-2 dari golongan Sho, yaitu Shin Sho, menyita dan melarang penggunaan senjata tajam. Kemudian Keluarga Shimazu dari Pulau Kyushu berhasil menguasai Kepulauan Okinawa, tetapi larangan terhadap pemilikan senjata tajam masih terus diberlakukan. Sebagai akibatnya, rakyat hanya dapat mengandalkan pada kekuatan dan ketrampilan fisik mereka untuk membela diri.

Pada saat yang sama, ilmu bela diri dari Cina mulai diperkenalkan di Okinawa melalui para pengungsi yang berdatangan dari Cina yang saat itu sudah dikuasai oleh bangsa Manchu (Dinasti Ching). Diantara para pengungsi itu ada sejumlah ahli seni bela diri dari China. Pengaruh ilmu bela diri dari China ini dengan cepat sekali menjalar ke seluruh Kepulauan Okinawa. Melalui ketekunan dan kekerasan latihan, rakyat Okinawa berhasil mengembangkan sejenis gaya dan teknik berkelahi yang baru yang akhirnya melampaui sumber aslinya. Aliran-aliran seni bela diri Te (aslinya Tode atau Tote) di Okinawa terbagi menurut nama daerah perkembangannya menjadi Naha-te, Shuri-te, dan Tomari-te. Naha-te mirip dengan seni bela diri Cina aliran selatan, khususnya dalam pola gerakan yang dilaksanakan dengan gaya yang kokoh dan sangat tepat bagi orang yang bertubuh besar. Shuri-te mirip dengan seni bela diri Cina aliran utara yang pola gerakannya lebih menekankan kegesitan dan keringanan tubuh. Sementara kaum Shimazu makin memperketat larangan atas pemilikan senjata tajam, latihan pola bela diri Te ini makin berkembang.

Di Jepang sendiri juga telah ada pola bela diri sejak jaman dulu. Diantaranya yang sangat terkenal sampai saat ini ialah gulat Sumo. Dahulu Sumo sifatnya sangat keras dan ganas, dimana para pesertanya diperbolehkan saling pukul dan tenda ng dan secara mental memang sudah siap mati. Baru pada abad ke-8, pukulan dan tendangan yang mematikan tidak diperbolehkan lagi. Pertandingan Sumo kemudian sudah sangat mirip dengan pertandingan Sumo pada masa sekarang ini. Tokoh seni bela diri China yang mengungsi dari penjajahan bangsa Manchu juga tersebar ke seluruh Jepang. Berbagai macam gaya dan teknik yang mereka sebarkan menyebabkan timbulnya aliran-aliran baru. Di bawah pengaruh dan bimbingan Chen Yuan Pao, aliran Jiu Jitsu atau seni beladiri aliran lunak didirikan oleh beberapa tokoh beladiri Jepang. Konsep bahwa "Kelunakan dapat mengalahkan kekerasan" dinyatakan berasal dari China, dan aliran ini mengembangkan pengaruhnya yang penting pada pola bela diri lainnya. Diantaranya yang sangat populer ial ah Judo yang didirikan oleh Jigoro Kano.

Karena keuletannya untuk meneliti, melatih, dan mengembangkan diri, Judo telah berhasil diterima merata di seluruh Jepang sebagai satu cabang olah raga modern. Pada tahun 1923, Gichin Funakoshi yang lahir di Shuri, Okinawa pada tahun 1869 untuk pertama kalinya memperagakan Te atau Okinawa-Te ini di Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-tokoh seperti Kenwa Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan menyebarkan karate di Jepang. Kenwa Mabuni menamakan alirannya Shitoryu, Choyun Miyagi menamakan alirannya Gojuryu, dan Gichin Funakoshi menamakan alirannya Shotokan. Okinawa Te ini yang telah dipengaruhi oleh teknik-teknik seni bela diri dari Cina, sekali lagi berbaur dengan seni bela diri yang sudah ada di Jepang, sehingga mengalami perubahan-perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti sekarang ini. Berkat upaya keras dari para tokoh ahli seni bela diri ini selama periode setelah Perang Dunia II, Karate kini telah berkembang pesat ke seluruh dun ia dan menjadi olah raga seni bela diri paling populer di seluruh dunia. Masutatsu Oyama sendiri kemudian secara resmi mendirikan aliran Karate baru yang dinamakan Kyokushin pada tahun 1956.




SEJARAH KARATE INDONESIA

Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.

Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).

Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).

Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).

Adapun mereka-mereka yang pernah menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Umum) FORKI sejak tahun 1972 adalah sbb :

Periode/Masa Bakti Ketua Umum Sekretaris Jenderal/Umum Keterangan
1972 – 1977 Widjojo Suyono Otoman Nuh Kongres IV PORKI/FORKI 1972 di Jakarta
1977 – 1980 S u m a d i Rustam Ibrahim Kongres V FORKI 1977 di Jakarta
1980 – 1984 Subhan Djajaatmadja G.A. Pesik Kongres VI FORKI 1980 di Jakarta
1984 – 1988 R u d i n i Adam Saleh Kongres VII FORKI 1984 di Bandar Lampung
1988 – 1992 R u d i n i G.A. Pesik Kongres VIII FORKI 1988 di Jakarta
1992 – 1996 R u d i n i G.A. Pesik Kongres IX 1992 di Jakarta (Diperpanjang sd 1997)
1997 – 2001 W i r a n t o Drs. Hendardji -S,SH. Kongres X FORKI 1997 di Caringin Bogor Jawa Barat
2001 – 2005 Luhut B. Pandjaitan, MPA. Drs. Hendardji -S,SH. Konres XI FORKI 2001 di Jakarta
2005 – 2009 Luhut B. Pandjaitan, MPA. Drs. Hendardji -S,SH. Kongres XII FORKI 2005 di Jakarta

PERGURUAN KARATE ANGGOTA FORKI

1. LEMKARI ( Lembaga Karate-DO Indonesia )
2. BKC (Bandung Karate Club)
3. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
4. FUNAKOSHI
5. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
6. GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
7. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
8. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
9. INKADO (Indonesia Karate-Do)
10. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
11. WADOKAI ( Wadoryu Karate-DO Indnesia )
12. KALA HITAM
13. KANDAGA PRANA
14. KEI SHIN KAN
15. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
16. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
17. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
18. AMURA
19. PERKAINDO
20. PORBIKAWA
21. PORDIBYA
22. SHINDOKA
23. SHI ROI TE
24. TAKO INDONESIA
25. INKANAS

PB. FORKI beberapa kali mendapat kepercayaan menyelenggarakan even Internasional diantaranya :
1. Menjadi tuan rumah APUKO II tahun 1976 dilaksanakan di Jakarta.
2. Menjadi tuan rumah APUKO VII tahun 1987 dilaksanakan di Jakarta.
3. Menjadi tuan rumah APUKO Junior tahun 1991 dilaksanakan di Jakarta.

Disamping even-even tersebut PB. FORKI dipercayakan juga oleh KONI Pusat sebagai penyelenggara pertandingan karate pada even Sea Games dimana Indonesia menjadi tuan rumah yaitu masing-masing :

1. Sea Games XIV tahun 1987 di Jakarta.
2. Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta.

PB. FORKI pernah menggelar even Internasional diluar agenda resmi dari WKF dan AKF sebagai inisiatif sendiri dari PB. FORKI yaitu “ Indonesia Open Karate Tournamen “ yang dilaksanakan di Jakarta tahun 2002.





Peraturan Baru Pertandingan WKF

World Karate Federation (WKF) mulai tahun 2009, memberlakukan peraturan baru tentang ketentuan usia dan nomor pertandingan Karate, baik yang dilakukan sendiri oleh WKF maupun AKF, dan pertandingan karate pada Multy Even Internasional. Sehubungan dengan hal tersebut, Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI), melalui Surat Edaran Nomor 13/PB.FORKI – SEKJEN/SE/I/09 tertanggal, 15 Januari 2009. tentang Peraturan Baru Pertandingan Karate WKF. Yang ditujukan kepada Pimpinan Perguruan Karate, dan Pimpinan Pengurus Provinsi Forki.

Adapun peraturan tersebut sebagai berikut:
Usia: ketentuan tentang usia kadet 14 & 15 tahun, usia junior 16 & 17 tahun, di bawah 21 tahun usia 18,19 & 20 tahun, dan senior usia Kata + 16 tahun, Kumite + 18 tahun.
Pertandingan: kadet Kata perorangan putra & putri, Kumite putra : - 52 kg, - 57 kg, - 63 kg, - 70 kg, dan + 70 kg. Sedangkan kumite kadet putri: – 47 kg, - 54 kg, dan + 54 kg. Pertandingan Junior kata perorangan & Kara beregu putra & putri, Kumite putra – 55 kg, - 61 kg, - 68 kg, -76 kg, + 76 kg, sedangkan Kumite junior putri: - 48 kg, - 53 kg, - 59 kg, dan + 59 kg.
Pertandingan: dibawah usia 21 tahun: Kumite putra – 68 kg, -78 kg, +78 kg, sedangkan kumite putri – 53 kg, - 60 kg, dan + 60 kg.
Untuk pertandingan senior: Kata perorangan & beregu putra & putri, Kumite putra – 60 kg, - 67 kg, - 75 kg, - 84 kg, dan + 84 kg. Untuk Kumite putri terdiri dari – 50 kg, - 55 kg, - 61 kg, - 68 kg, dan + 68 kg.

Pada kategori Kadet pertandingan kumite wajib menggunakan Face Masker dan Body Protector. Waktu pertandingan kumite untuk Kadet, Junior & Under 21 tahun durasinya dua menit (putra/putri). Waktu pertandingan kumite senior meliputi: babak penyisihan durasinya tiga menit untuk putra dan dua menit untuk putri, pada babak final memperebutkan juara I dan final reperhage memperebutkan juara tiga durasinya empat menit untuk putra dan tiga menit untuk putri.

Kepada Pimpinan Perguruan maupun Pengprov. Forki yang akan melaksanakan pertandingan ditahun 2009, agar supaya sudah mengikuti peraturan yang baru.
Apabila ada Perguruan maupun Pengprov. Forkiyang membutuhkan penjelasan lebih lanjut menyangkut peraturan pertandingan, PB Forki bersedia menugaskan Dewan Wasit untuk melakukan sosialisasi pada Perguruan dan Pengprov. Yang membutuhkan.



 
Design by HENDRA DENI AFRILIYA | Powerred by NEW FREEWARE - SAKA BHAYANGKARA POLRES BOJONEGORO | JASA ADSENSE
google-site-verification: google0bc019e7d68c640d.html